Metode pembelajaran yang tidak melibatkan inovasi, cepat atau lambat akan menurunkan kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Karena perkembangan teknologi yang begitu pesat, menyebabkan ketidakselarasan dengan metode pembelajaran yang ada. Padahal teknologi sendiri sengaja diciptakan untuk mempermudah aktivitas sehari-hari manusia, bukan sebaliknya. Seperti jurnal penelitian yang membahas teknologi Virtual Reality sebagai inovasi pendidikan di Indonesia. Jurnal tersebut berjudul “3D Virtual Reality Technology New Innovations Learning in Education” yang meneliti mengenai platform Virtual Reality MilleaLab terhadap implementasinya pada kegiatan belajar mengajar di salah satu universitas di Riau, jurusan Teknik Informatika. Mulai dari tahapan pembuatan konten pembelajarannya, hingga tahap penggunaannya oleh mahasiswa.
Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa sebelum membuat konten pembelajarannya, para pendidik harus memiliki storyboard terlebih dahulu. Storyboard sendiri merupakan konsep cerita dari konten pembelajarannya. Dengan begitu, dapat memudahkan para pendidik dalam membuat kontennya di MilleaLab Creator. Hasilnya, para mahasiswa dapat mengakses kontennya pada aplikasi MilleaLab Viewer yang diunduh pada smartphone-nya, dengan memasukkan kode kelas yang telah tersedia pada MilleaLab Creator. Setelah memasukkan kode kelas, pengguna akan diminta untuk memilih mode yang akan digunakan dalam menikmati kontennya. Diantaranya mode 360º, VR, dan Non Gyro. Masing-masing mode ini memiliki karakteristiknya sendiri, namun penggunaan yang paling maksimal ada pada mode VR.
Mahasiswa yang telah masuk ke dalam kontennya akan melihat papan informasi dan video pembelajaran di dalam ruang kelas. Para mahasiswa yang terdiri dari 16 orang ini merasakan pengalaman yang baru dalam proses pembelajaran, layaknya bermain game. Karena mulanya kacamata VR sendiri adalah salah satu perangkat pendukung dalam bermain game. Pengalaman tersebut nyatanya berhasil meningkatkan ketertarikan mahasiswa saat melangsungkan pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh ratusan ribu jurnal lainnya yang meneliti mengenai impact dari pembelajaran berbasis Virtual Reality ini. Seperti meningkatkan ketertarikan peserta didik, daya ingat peserta didik, dan emosi positif peserta didik.
Pada akhir penelitian, seluruh mahasiswa memberikan penilaiannya “good” terhadap pembelajaran berbasis Virtual Reality ini. Mekanisme penilaiannya dibagi menjadi beberapa kategori, dan “good” merupakan penilaian terbaik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Yoyon Efendi selaku salah satu peneliti mengungkapkan “The following conclusions is first, the VR test results for the Internet of things class went well. Second, 3D VR really helps lecturers to convey material well to students. And Can be developed in more complex material because it is equipped with videos.” Berkat impact yang disebabkan oleh pembelajaran berbasis Virtual Reality ini, berhasil mendorong universitas lainnya di Indonesia. Seperti Universitas Pelita Harapan yang beberapa waktu lalu, resmi menjalin kerjasama dengan MilleaLab, untuk menciptakan bahagia belajar pada para pendidik dan mahasiswanya.
Comments