top of page

BELAJAR DENGAN VIRTUAL REALITY? SIAPA TAKUT!


Semenjak tahun 2020 pada awal kuartal masyarakat dunia dihebohkan dengan adanya kemunculan dari wabah Virus Corona (Covid-19) yang mana melanda hampir semua negara di berbagai belahan bumi. Tak hanya persoalan medis yang harus dihadapi, namun masyarakat di seluruh dunia harus melewati ‘awan kelabu’, lantaran wabah Virus Corona ini berdampak di segala sektor baik pendidikan, pariwisata, pemerintahan, hingga lingkup terkecil yaitu pada kehidupan sehari-hari. Pada sektor Pendidikan di Indonesia dengan adanya wabah virus corona otomatis semua pembelajaran dihentikan hampir 3 bulan. Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang pada tahun pelajaran 2020/2021 sampai dengan tahun pelajaran 2021/2022 terus berinovasi agar pembelajaran dapat tersampaikan ke peserta didik dimulai dengan adanya program pendidik sambang sampai program sinau bareng dimana peserta didik dapat masuk ke sekolah dengan kapasitas terbatas maksimal 75 persen. Harapannya agar peserta didik semangat belajarnya tetap ada dan lost generation dapat dicegah. Pada tahun 2021, MilleaLab launching program Virtual Reality (VR) Ambassador dan kebetulan saya terpilih menjadi salah satu VR Ambassador. Ketika menjadi VR Ambassador, maka tantangan saya adalah bagaimana saya mengenalkan pembelajaran Virtual Reality ini ke pihak sekolah. Pembelajaran berbasis VR sendiri memang belum dikenal di Kabupaten Lumajang dan dengan berbekal pengetahuan yang didapat saat pelatihan menjadi Ambassador, akhirnya pembelajaran berbasis Virtual Reality dengan MilleaLab pada tahun 2021 mulai diterapkan di SMPN 2 Padang. Dimulai dengan pembuatan sebuah desain pembelajaran, pembuatan scene, uji coba scene hingga scene Virtual Reality benar–benar siap digunakan sesuai dengan rancangan pembelajaran itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam 1 scene yang dibuat membutuhkan waktu kurang lebih 1-4 minggu tergantung dari kompleksitas skenario pembelajaran apa yang ingin ditampilkan dalam konsep Virtual Reality. Dalam pembuatan scene Virtual Reality memang benar–benar dimudahkan dengan adanya MilleaLab Creator dan MilleaLab Viewer. Kreator dapat dengan mudah mencari asset yang diinginkan karena semua sudah disediakan oleh MilleaLab. Peserta didik pun juga dipermudah untuk menikmati konten VR dengan adanya MilleaLab Viewer dimana untuk menikmati konten VR peserta didik dapat menggunakan handphone atau VR cardboard. Pembelajaran berbasis VR dengan menggunakan MilleaLab ini juga dapat mencakup semua mata pelajaran. Pelaksanaan pembelajaran berbasis Virtual Reality di kelas ternyata menghasilkan dampak yang luar biasa. Semangat peserta didik yang sempat redup karena kegiatan pembelajaran yang sempat terhenti dikarenakan pandemi covid akhirnya semangat tersebut menyala kembali. Hal ini dibuktikan dengan rasa antusias yang tinggi dalam melaksanakan pembelajaran berbasis Virtual Reality karena bagi mereka mungkin ini hal yang baru. Bahkan waktu pembelajaran 2x40 menit terasa sebentar bagi mereka karena mereka ingin mencoba semua hal terkait pembelajaran berbasis Virtual Reality termasuk mengerjakan kuis.

Pada tahun pelajaran 2022/2023 semangat peserta didik dalam mengakses pembelajaran berbasis VR juga tetap tidak surut karena bagi mereka pembelajaran berbasis VR ini mirip dengan bermain game online dimana peserta didik dapat seolah–olah berpetualangan dengan masuk ke dalam dunia virtual. Selain motivasi yang meningkat, dampak yang paling terlihat adalah perubahan pada kognitif peserta didik dimana terjadi peningkatan dalam nilai ulangan harian mereka.

Selanjutnya, dampak yang paling mengesankan adalah saat pelaksanaan Expo Pendidikan tahun 2022 dimana SMPN 2 Padang dengan bangganya memperkenalkan pembelajaran berbasis Virtual Reality kepada Bupati Lumajang, Kepala Dinas Pendidikan dan juga kepada seluruh tamu undangan Expo Pendidikan. Tanggapan dari tamu yang sudah mencoba menggunakan Virtual Reality dalam pembelajaran ternyata memberikan kesan yang luar biasa dan dianggap sebagai pelopor pertama di Kabupaten Lumajang sebagai sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis VR dan sejalan dengan konsep Smart City Kabupaten Lumajang dan Bupati Lumajang menginstruksikan agar SMPN 2 Padang membuat proposal kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang tentang penggunaan Virtual Reality dalam pembelajaran.

Mengutip apa yang disampaikan oleh Managing Director MilleaLab, Bapak Andes Rizky saat acara Kick Off Transformasi Digital Sektor Pendidikan bahwa “Virtual Reality dan Augmented Reality yang digabungkan dengan konsep pedagogi akan membuat teknologi tidak hanya sebagai media melainkan juga stimulan. Peserta didik menjadi lebih bahagia dalam belajar dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi” Setelah melaksanakan pembelajaran berbasis Virtual Reality selama 2 tahun di SMPN 2 Padang tentunya ada kesan yang muncul dari peserta didik seperti “Pembelajaran berbasis Virtual Reality menjadikan pembelajaran Matematika menjadi menyenangkan dan tidak membosankan”, kata Ameliatul Nur Nafisah peserta didik kelas 9B SMPN 2 Padang. Selain peserta didik, testimoni juga diberikan oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Padang yaitu Ibu Rahayu Jati Sakti Asih,S.Pd berkata “ Dengan menggunakan pembelajaran berbasis virtual reality ini akan menjadikan peserta didik seolah-olah masuk ke dunia virtual dan memulai petualangannya di sana. Mereka dapat mempelajari sesuatu yang mungkin sulit untuk didapatkan dan dilakukan di dunia nyata dan tentunya ini dapat menjadikan rasa ingin tahu peserta didik semakin meningkat dan diharapkan kognitif peserta didik juga meningkat. Selain itu yang paling penting adalah pembelajaran Virtual Reality ini mampu menjadikan peserta didik lebih bahagia dan sebagai Kepala Sekolah saya akan mendukung 100 persen pembelajaran VR ini diterapkan ke peserta didik.”


Comments


bottom of page