15 September 2022, merupakan kegiatan lanjutan dari rangkaian “Adopsi Teknologi Digital Sektor Pendidikan” yang diselenggarakan di Kota Padang. Pada dasarnya, MilleaLab sudah beberapa kali berkunjung ke Padang untuk menyebarkan praktik baik. Namun yang menjadi pembeda antara kegiatan sebelumnya dan kegiatan ini adalah melibatkan lebih banyak pendidik. Di mana pada kegiatan ini, terdapat 100 pendidik yang hadir dari total 50 sekolah se Kota Padang. Secara tidak langsung, hal ini menjelaskan bahwa kini MilleaLab telah selangkah lebih dekat menuju visinya sejak 2019, yaitu membangun dan mengkoneksikan seluruh jaringan pendidikan di Indonesia melalui teknologi Virtual Reality. Dengan begitu, menghidupkan kembali harmonisasi antara sekolah-pendidik-peserta didik-orang tua secara maksimal.
Menurut Rossita, sebagai salah satu VR Educator yang bertanggung jawab atas kegiatan ini mengatakan bahwa “Respon para pendidik sangat positif dan sangat antusias, karena dapat membuat bahan ajar dengan metode baru yang dikemas seperti dunia game. Di mana hal ini pasti menarik peserta didik untuk meningkatkan semangat belajar,” ujarnya. Pada dasarnya, tanggapan pendidik mengenai penggunaan MilleaLab itu, bukanlah kali pertama yang merespon seperti itu. Bahkan hampir setiap MilleaLab melakukan praktik baik, para pendidik merespon dengan tanggapan yang sama. Hal ini menandakan bahwa kemudahan dalam pembuatan konten pembelajaran berbasis Virtual Reality sangat valid. Terlebih lagi pembuatan konten Virtual Reality dengan MilleaLab, cukup drag and drop saja dapat menghasilkan konten pembelajaran yang siap untuk digunakan oleh peserta didik pada kegiatan belajar mengajar.
Kemudahan dalam pembuatan konten, dan dibarengi dengan kompetensi pendidik yang cukup paham akan teknologi digital, berhasil menghasilkan konten pembelajaran berbasis Virtual Reality hanya dalam hitungan jam. Hal ini dipertegas Rossita yang mengatakan “Kontennya sangat bagus-bagus, bahkan dengan hitungan jam Bapak dan Ibu pendidik sudah bisa membuat konten yang sangat menarik dan pastinya sesuai dengan pedagogi pendidikan.” Bercermin dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian pendidik di Indonesia tergolong siap untuk mengadopsi teknologi Virtual Reality ini. Lantaran sebuah transformasi digital sektor pendidikan di Indonesia dapat dikatakan sukses, jika impact yang ditimbulkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, dan para pendidiknya sendiri mampu memanfaatkan peranan teknologi dengan baik. Sehingga keharmonisan itu lebih mudah dan cepat untuk dijangkau.
Selama kegiatan ini berlangsung, terdapat satu kendala yang tentunya dapat diselesaikan dengan baik oleh tim MilleaLab. Di mana smartphone dari beberapa pendidik tersebut ternyata tidak memiliki sensor gyroscope. Sehingga smartphone tersebut tidak dapat mengakses mode 360 dan mode VR. Pada dasarnya, sensor gyroscope merupakan alat sensor yang dipakai untuk melacak rotasi atau perputaran suatu perangkat berdasarkan gerakan, atau mendeteksi gerakan pengguna. Umumnya sensor gyroscope ini telah tersedia pada smartphone android keluaran 2014 hingga saat ini. Walaupun demikian, tim MilleaLab telah melakukan mitigasi jauh sebelum MilleaLab resmi diluncurkan. Di mana, MilleaLab menyediakan 3 mode, yaitu mode 360, mode VR, dan mode non-gyro. Sehingga, siapapun dapat mengakses dengan smartphone apapun.
Melalui kegiatan ini, Rossita berharap “Semoga untuk Bapak Ibu pendidik yang ada di Padang dapat terus meningkatkan keahliannya dalam teknologi pendidikan, dan setelah menambah skill dalam membuat konten berupa 3D dan Virtual Reality ini, Bapak dan Ibu Pendidik dapat mengimplementasikannya di sekolah masing masing, serta peserta didik dapat merasakan experience baru dalam pembelajaran.” Tidak hanya di wilayah Padang saja, namun melalui program kolaborasi KOMINFO dan KEMENDIKBUD RISTEK ini, diharapkan dapat memunculkan kesadaran para pendidik di Indonesia terkait metode pembelajarannya, di tengah gempuran dan perkembangan teknologi digital yang begitu pesat, demi mempersiapkan generasi yang siap melanjutkan keberlangsungan Bangsa Indonesia.
Comments