Pada usia sekolah dasar perkembangan kognitif peserta didik baru memasuki tahap operasional konkret, pada tahap ini mereka mulai berfikir secara logis dan konkret namun belum mampu berfikir secara abstrak. Karakteristik yang muncul pada peserta didik di tahap ini ditandai dengan cara berpikir logis terhadap peristiwa nyata di sekitarnya, serta mulai menggunakan logika induktif, yaitu berupa penalaran terhadap informasi khusus ke umum.
Kemampuan kognitif memungkinkan peserta didik untuk memahami kaitan antara ide, proses sebab akibat, dan meningkatkan keterampilan analitis mereka. Mengerti hubungan antara sebab dan akibat dapat mencegah peserta didik membuat keputusan yang salah. Kemampuan ini juga akan memberikan banyak manfaat bagi mereka hingga dewasa kelak.
Untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik, penting bagi pendidik untuk secara aktif berinteraksi dengan mereka. Beberapa cara yang dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik:
Aktif mengajak berbicara
Mengenalkan objek-objek konkret
Mengamati dan mengeksplorasi lingkungan
Ciptakan permainan kreatif
Manfaatkan buku, puzzle, dan teknologi
Keterbatasan ruang kelas dan mahalnya alat praktik seringkali menjadi penyebab “gagalnya” pembelajaran konkret hadir di kelas. Memanfaatkan kehadiran teknologi dapat menjadi pilihan pengganti untuk menghadirkan pembelajaran konkret di kelas. Salah satu teknologi yang dapat menghadirkan pembelajaran konkret di kelas adalah teknologi virtual reality. Teknologi ini mampu membuat pengguna atau user berinteraksi dengan lingkungan yang ada dalam dunia maya yang disimulasikan oleh komputer, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Tidak hanya indra penglihatan saja yang tersentuh oleh teknologi ini, namun seluruh indera dapat merasakan sensasi sesungguhnya di dalam dunia maya. Peserta didik dapat merasakan sensasi berada di medan perang, misalnya saat belajar sejarah secara nyata dengan virtual reality. Tentunya ini dapat lebih praktis dan lebih ekonomis.
5 Days Challenge MilleaLab menghadirkan tantangan pembelajaran konkret melalui teknologi virtual reality. Tantangan ini disambut baik oleh para Pendekar VR yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia, salah satunya adalah provinsi Jawa Barat. SDIT Anni’mah Kabupaten Bandung menyambut baik tantangan ini. Selama 5 hari pembelajaran, yaitu pada tanggal 9 hingga 13 Januari 2023, peserta didik kelas 1 dan 2 SDIT Anni’mah diperkenalkan dengan teknologi yang membawa sensasi “bahagia” ini. Pembelajaran Karakter tentang Adab Kebersihan dikemas dalam sebuah scene VR, dalam scene berdurasi 6 menit ini, peserta didik dapat merasakan sensasi hadir dalam dunia maya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar, serta bagaimana adab dan cara menjaga kebersihan. Peserta didik diperlihatkan lingkungan bersih dengan udara yang sejuk, orang-orang yang bahagia di dalamnya karena lingkungan yang ditinggalinya bersih dan sehat, masalah-masalah apa yang akan timbul ketika kebersihan lingkungan tidak dijaga, dan dikenalkan dengan hadits tentang kebersihan.
Pembelajaran Karakter tentang Adab Kebersihan ini berhasil memantik kemampuan kognitif peserta didik terkait dengan proses sebab akibat, contoh konkretnya adalah lingkungan sejuk dan bersih dalam scene tersebut muncul karena pembiasaan menjalankan adab kebersihan terhadap lingkungan dengan baik. Lebih dari separuh populasi peserta didik kelas 1 dan 2 di SDIT Anni’mah mampu menyimpulkan dan memberikan contoh konkret lainnya tentang hal-hal yang dapat merusak lingkungan dan cara mencegahnya, Terbukti dengan kehadiran teknologi virtual reality di ruang kelas SDIT Anni’mah selama lima hari mampu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. Menurut Agus Muhammad Ramdhan, kepala SDIT Anni’mah “Teknologi ini sangat layak dijadikan alternatif pilihan menarik bagi pendidik untuk menghadirkan pembelajaran konkret di kelas yang lebih ekonomis dan menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menghadirkan perasaan bahagia”. Bahkan Shofia. peserta didik kelas 2 menyampaikan bahwa pembelajaran menjadi lebih seru dan menantang setelah menggunakan VR.
Pada akhirnya pembelajaran konkret selalu dapat memperjelas pesan yang ingin disampaikan kepada peserta didik karena media konkret dapat memberikan rangsangan belajar dan proses belajar menjadi lebih menarik. Masihkah menunda mencoba teknologi virtual reality dalam kegiatan pembelajaran?
Comentarios