top of page
Victor Chivaldo

How to Implementing VR in The Classroom #1:MilleaLab, Wadah Inovatif bagi Pengekspresian Diri Peser


Kesiapan seseorang untuk memulai satu hal baru dalam hidup, apalagi demi memberi manfaat kepada orang banyak, perlu kegigihan tekad. Setidaknya itulah yang berlaku pada Hermawati, S. Pd., pendidik di SMA Negeri 1 Batam, Kep. Riau. Tekad Hermawati, S. Pd. yang gigih dalam memajukan pendidikan melalui teknologi imersif. Dia tahu bahwa Virtual Reality (VR) adalah inovasi baru yang mendukung praktik baiknya sebagai pendidik. Praktik baik Hermawati, S. Pd. teralami oleh Grace Beauty Hutapea, yakni salah satu peserta didik kelas 10 SMAN 1 Batam. Grace menyampaikan, “Karena ketika menggunakan teknologi VR saat belajar, saya merasa bahwa saya berada di dunia digital yang sesuai dengan materi yang disampaikan oleh pendidik. Lebih termotivasi lah peserta didiknya.”


Ketika metode pembelajaran konvensional hanya terpaku pada penjelasan pendidik, teknologi VR melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran. Teknologi VR seperti MilleaLab mampu menyajikan ruang spasial virtual 3D yang imersif. Artinya, segala sesuatu di dalam konten pembelajaran VR akan tampak realistis sehingga menambah kesan belajar yang serba baru bagi peserta didik. “Dengan VR, cara penyampaian materi dan sebagai peserta didik cara menikmatinya itu berbeda. Jadi kami tidak hanya terpaku dengan penjelasan dan arahan dari pendidik,” ucap Grace. Praktik belajar mengajar melalui VR bukan sekadar media digital, tetapi memasuki dunia digital yang berfokus pada pengalaman peserta didik.


Kecanggihan MilleaLab dalam menyediakan dunia tersebut lah yang menggerakan diri Hermawati, S. Pd. pada 2021 silam. Pengalaman pertemuan dengan MilleaLab langsung meyakinkan Hermawati, S. Pd. Menurut Hermawati, S. Pd., MilleaLab juga dapat menjadi sarana untuk penanaman nilai-nilai kultural. “Misalnya dengan budaya literasi, kita bisa menggunakan VR untuk menyampaikannya, budaya kebersihan juga bisa kita tampilkan. Jadi proses pembelajaran itu ada ritmenya. Tetapi diawali dengan hal-hal positif seperti budaya setempat yang positif,” papar Hermawati, S. Pd.


Terlebih lagi, di pembelajaran Kurikulum Merdeka, MilleaLab turut menyukseskan proses belajar. “Di Kurikulum Merdeka, kami harus menyajikan pelajaran dengan menyenangkan, termasuk dengan teknologi VR. Contohnya ada penyematan animasi budaya literasi tadi,” ujar Hermawati, S. Pd. Untuk menampilkan animasi pembelajaran VR yang menimbulkan semangat literasi yang segar pun tidak membutuhkan waktu yang lama. Hermawati, S. Pd. mengaku hanya membutuhkan waktu satu pekan untuk membuat konten pembelajaran VR MilleaLab dan hasilnya memuaskan. Bagaimanapun juga, akan selalu ada tantangan dalam setiap kegiatan.


Hermawati, S. Pd. melanjutkan, “Kalau tantangan sih saya rasa sinyal ya. Internet kurang stabil di sekolah kita. Makanya, terkadang naik turun, itu saja. Kadang-kadang jika para peserta didik memakai kuota sendiri kadang naik turun tadi itu sinyalnya. Kalau di hape bisa lumayan lancar lah dibandingkan menggunakan kacamata VR.” Nyatanya, MilleaLab sudah mengantisipasi hal tersebut dengan fitur-fitur adaptifnya, salah satunya yakni offline mode sehingga peserta didik dapat mengakses konten pembelajaran VR tanpa jaringan internet. Hermawati, S. Pd. pun turut memanfaatkan fitur tersebut dengan menugaskan peserta didiknya untuk mengakses pembelajaran di rumah masing-masing.


Berdasarkan segala praktik yang telah Hermawati, S. Pd. laksanakan, sampailah dampak dari MilleaLab bagi semua unsur pendidikan. MilleaLab secara langsung mengubah mindset peserta didik yang tadinya berpikir bahwa teknologi VR hanya berlaku pada industri hiburan. Ketika belajar menggunakan VR memungkinkan peserta didik memiliki perasaan yang saat bermain game, di titik itulah peserta didik termotivasi untuk senang belajar. “Kalau peserta didik belajarnya senang kan kami senang juga. Saya rasa peserta didik merasa banggalah karena konten pembelajaran VR yang berupa game itu kan yang bikin pendidiknya,” tutup Hermawati, S. Pd.


Dengan demikian, cerita Hermawati, S.Pd. memperlihatkan kepada kita bahwa MilleaLab berusaha menjadi wadah inovatif yang memberikan kebebasan berekspresi bagi peserta didik. Betapa indahnya dunia pendidikan kita yang menyenangkan dan maju berkat implementasi teknologi imersif!


留言


bottom of page