top of page
Victor Chivaldo

How to Implementing VR in The Classroom #3:Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. SMP Negeri 1 Pulau Panjang



“Pendidikan teknologi Virtual Reality merupakan satu hal penting bagi peserta didik, termasuk di wilayah terpencil. Sudah menjadi kewajiban para pendidik untuk menyebarluaskannya.”



Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr., selaku pendidik Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Pulau Panjang telah menjadi partisipan awal dalam kemajuan teknologi Virtual Reality (VR), terutama di bidang pendidikan. MilleaLab, yang merupakan platform teknologi pendidikan (EdTech) Virtual Reality secara langsung, menjadi wadah bagi seluruh elemen penting di dunia pendidikan. Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. menyampaikan, “Ketika kita bersiap untuk memasuki Metaverse, saya menjadi lebih awal dalam mengenal teknologi VR ini. Memiliki skill yang orang lain tidak miliki adalah satu peningkatan diri yang saya perlu kembangkan.” Dampak MilleaLab bagi Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. pun turut ia imbaskan kepada peserta didiknya di SMPN 1 Pulau Panjang, salah satunya Rehan.


Salah seorang siswa dari kelas 9, Rehan, mengatakan bahwa gurunya, Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr.-lah yang telah memperkenalkan MilleaLab kepadanya. “Saya dan teman-teman mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika menggunakan MilleaLab. Saya merasa seperti berada di daerah lain, padahal masih di ruang kelas. Saya juga menjadi lebih fokus saat belajar karena tidak ada orang lain di sekitar saya,” ucap Rehan. Tentunya dampak ini datang dari karakteristik MilleaLab itu sendiri, yakni imersif. Sebelum memperkenalkannya kepada para peserta didik di SMPN 1 Pulau Panjang, Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. terlebih dahulu mengenal MilleaLab melalui program kolaborasi IGI dengan MilleaLab dalam mengadakan ToT (Training of Trainer) pada Desember 2021 silam.


“Waktu itu, sempat hampir tidak jadi ikut karena ada satu administrasi yang tidak bisa terpenuhi. Alhamdulillah, ketua IGI meneruskan ke MilleaLab dan akhirnya saya diterima dalam kegiatan pelatihan tersebut,” ucap Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. yang melanjutkan, “Saya semakin tertarik ketika bertemu dengan ibu Ika dari Bali dan beliau menjelaskan cara membuat konten VR di MilleaLab Creator.” Perkenalan dan ketertarikan tersebutlah yang membawa Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. kepada praktik pembelajaran VR di sekolah. Dalam implementasi teknologi VR MilleaLab di ruang kelas pun, Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. kerap menyematkan budaya lokal berupa bahasa Melayu.


Tujuannya adalah untuk meminimalisir kesalahpahaman makna saat penyampaian materi bagi peserta didik. Demi mencapai proses pembelajaran maksimal dengan hasil maksimal juga dari peserta didik, Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. mesti berhadapan dengan tantangan jaringan internet yang sulit diakses di Provinsi Kepulauan Riau, khususnya di Kabupaten Natuna. “Kemarin itu saya sempat membuat konten MilleaLab di kota Ranai. Jadi sinyalnya lumayan tidak seperti di pulau kan. Dua hari selesai gitu, tetapi kalau ditambah lagi dengan dokumen-dokumen atau konten lain itu paling tidak, ada sekitar 4 hari maksimal untuk 1 konten pembelajaran VR,” ujar Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr.


Kendati demikian, Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. percaya bahwa dengan menciptakan scene sederhana di MilleaLab, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menggunakan VR akan berjalan dengan lancar. MilleaLab telah membuktikan kapabilitasnya sebagai inovasi teknologi solutif terhadap ranah industri pendidikan, terutama pada kesetaraan akses teknologi imersif. Tidak hanya canggih dan inovatif, MilleaLab pun memudahkan para pendidik dalam menciptakan pembelajaran VR, termasuk Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr. “Saya jadi punya pengalaman baru ya, tinggal menggunakan aset 3D MilleaLab lalu disesuaikan dengan skenario yang ingin disiapkan. Ternyata dunia imersif itu hasil dari perwujudan imajinasi kita ya,” tutup Nova Lina Syukri, S. Pd., Gr.


Comments


bottom of page