Beberapa waktu lalu, Yayasan Pendidikan Santa Ursula Jakarta menjalin kerja sama dengan MilleaLab. Kerja sama ini melatarbelakangi kepercayaan Yayasan Santa Ursula Jakarta kepada MilleaLab untuk menciptakan bahagia belajar pada peserta didiknya dengan platform Virtual Reality. Kepercayaan tersebut dibuktikan dengan mempercayakan MilleaLab untuk 3 jenjang, yakni TK-SD, SMP, dan SMA. MilleaLab yang sudah menyebarkan praktik baik sejak 2019 pun juga berkomitmen dan siap untuk berkolaborasi dalam meningkatkan bahagia belajar pada peserta didik dengan teknologi Virtual Reality. Terlebih lagi dalam kondisi saat ini, teknologi digital menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dengan manusia. Pasalnya, teknologi sendiri sengaja diciptakan untuk membantu manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Begitu pula dengan teknologi Virtual Reality dalam ranah pendidikan.
Di tengah maraknya fenomena learning loss yang diakibatkan menurunnya minat belajar peserta didik, Koordinator IT Santa Ursula Jakarta, Indra Gunawan mengungkapkan bahwa MilleaLab dapat menjadikan pembelajaran lebih menarik dan terbukti meningkatkan antusias para peserta didik, ujarnya. Pada sela-sela kesibukannya, Indra juga menyampaikan bahwa pada awalnya dirinya sudah meyakini bahwa platform Virtual Reality ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang lebih detail dan dinamis, ucapnya. Terlebih lagi dengan kondisi perkembangan teknologi yang begitu pesat, tentunya bukanlah hal yang bijak jika hanya bergantung pada metode pembelajaran konvensional. Bukan hanya sekedar sensasi baru saja yang ditawarkan, namun selama perjalanannya, MilleaLab juga melakukan riset mendalam mengenai impact apa yang akan ditimbulkan pada peserta didik. Alhasil peningkatan emosi positif, daya ingat, hingga antusiasme para peserta didik pun turut mengalami peningkatan, yang dirangkum ke dalam impact dari penggunaan MilleaLab sendiri.
Tidak hanya berfokus pada peserta didik, MilleaLab juga memikirkan bagaimana para pendidik dapat membuat konten pembelajaran berbasis Virtual Reality ini dengan mudah. Tidak jarang juga banyak pendidik yang menganggap bahwa setidaknya harus memiliki kemampuan coding untuk menciptakan sebuah konten Virtual Reality ini. Pasalnya, setelah mengadakan training pertama bagi para pendidik di SMA Santa Ursula Jakarta, Laurentius Kikie Pratama selaku Divisi IT SMA Santa Ursula mengatakan “Sebenarnya tidak sulit untuk pengoperasian MilleaLab dalam pembuatan konten, yang membatasi hanyalah imajinasi para pendidik”. Apa yang disampaikan Kikie terkait imajinasi para pendidik pun juga turut dirasakan oleh para pendidik di Bali, pada beberapa waktu lalu. Memvisualisasikan materi pembelajaran ke dalam konten Virtual Reality terasa berat merupakan hal yang wajar dirasakan oleh para pendidik, mengingat Virtual Reality sebagai teknologi baru yang hadir di tengahnya. Terlepas dari itu semua, pembuatan konten yang hanya drag and drop seperti bermain game, membantu para pendidik dalam membuat konten Virtual Reality tanpa kemampuan coding dan device yang mahal.
Melalui kerjasama ini, Kikie selaku Divisi IT Santa Ursula berharap dengan hadirnya media pembelajaran berbasis Virtual Reality ini dapat mengembangkan potensi belajar peserta didik, sesuai dengan bayangan pada awal mendengar platform pembelajaran berbasis VR, yaitu fun learning, ujarnya. Business Development MilleaLab, Andre Wirautomo juga berharap melalui kerja sama ini, agar teknologi Virtual Reality MilleaLab dapat memberikan dampak positif terhadap peserta didik dan pendidik di Santa Ursula dalam proses pembelajarannya.
Comments