Salah satu instansi pemerintahan yang kita ketahui mengurus bidang informasi dan komunikasi adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO). Banyak orang menganggap bahwa KOMINFO hanya mengurusi kedua bidang tersebut. Jelita Cahyaningtiyas, selaku Brand Owner MilleaLab menyampaikan, “Orang hanya tahu kalau KOMINFO hanya bertugas meningkatkan penggunaan komunikasi di beberapa wilayah atau membangun misalnya satelit untuk komunikasi data-data dan lainnya. Tetapi, program kolaborasi KOMINFO dan MilleaLab memang fokus utamanya untuk meningkatkan kompetensi para pendidik dengan menggunakan teknologi terbaru, yaitu teknologi Virtual Reality (VR)”. Berkenaan dengan hal tersebut, pada tahun 2021, KOMINFO Ditjen Aptika (Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika) menginisiasi program transformasi digital di sektor pendidikan dengan meningkatkan kapasitas pendidik dalam pemanfaatan TIK.
Dalam kapasitas itulah, MilleaLab dan KOMINFO bersama-sama menciptakan peluang baru bagi pendidik untuk berkembang melalui teknologi VR. “KOMINFO memiliki program digitalisasi teknologi khusus di bidang pendidikan, literasi teknologi. Kami bertugas memberikan literasi digital khususnya teknologi Virtual Reality di beberapa wilayah target yang memiliki tingkat literasi digital menengah hingga rendah,” ujar Jelita Cahyaningtiyas. Penyuluhan literasi digital tersebut dapat dikatakan sebagai pemerataan akses belajar se-Indonesia. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri, yaitu ketika pandemi COVID-19 melanda, pendidikan mengalami suatu perubahan signifikan. MilleaLab, platform pionir teknologi pendidikan (EdTech) Virtual Reality, menjadi agent of change pada saat itu.
“Sekarang ini kan pendidikan tidak lepas dari penggunaan teknologi. Apalagi, kemarin saat COVID-19, para pendidik terpaksa untuk menggunakan teknologi dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Maka ketika mereka menghadapi pandemi, otomatis tingkat penggunaan teknologinya semakin tinggi,” ucap Jelita Cahyaningtiyas. Pandemi secara langsung mendorong implementasi teknologi VR dalam skala besar bagi dunia pendidikan. Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa meskipun program kolaborasi antara MilleaLab dan KOMINFO berlangsung dalam waktu yang singkat, dampak yang timbul darinya cukup signifikan.
“Tahun 2021 programnya berjalan relatif cepat. Ibaratnya banyak wilayah target yang harus dicapai gitu untuk peningkatan literasi digital sedangkan output-nya hanya satu, yaitu literasi awal saja. Kemudian pada tahun 2022 dan 2023, semakin jelas output-nya karena dari MilleaLab juga memberikan masukan bahwa tidak cukup kalau VR itu hanya satu literasi,” ucap Jelita Cahyaningtiyas. “Kami juga melakukan pembimbingan secara online. Jadi, setelah workshop offline di beberapa daerah, kami membuat WhatsApp Group dan membuat pelatihan online dua kali dan bahkan pada 2023, tahun ini kita hanya fokus di wilayah yang nantinya akan kami berikan pilot project,” lanjut Jelita Cahyaningtiyas.
Meningkatkan kompetensi pendidik memang merupakan tugas luhur MilleaLab. Tahapan literasi digital KOMINFO dan MilleaLab akhirnya tidak sebatas pengenalannya, tetapi juga pada implementasi serta adopsinya. Terlebih lagi, kehadiran Pendekar VR menguatkan kontribusi yang konsisten dari upaya literasi digital. “Jadi beberapa pendidik akhirnya masuk ke komunitas Pendekar VR yang tentunya bisa memberikan dampak lagi. Hasilnya, pendidik bisa share mengenai dampak baik penggunaan MilleaLab baik itu dari video ataupun testimoni sekaligus inisiasi kegiatan workshop VR di beberapa wilayah,” tegas Jelita Cahyaningtiyas. Selalu ada harapan baru dalam setiap gerakan perubahan, termasuk program kolaborasi MilleaLab dan KOMINFO. “Harapannya, para pendidik menggunakan MilleaLab untuk daily use dalam pembelajaran. Jadi, lebih jelas juga tujuannya karena tidak hanya literasi awal saja, tetapi mereka sudah implementasi dan adopsi juga. Sehingga dampak yang dirasakan tidak hanya bagi pendidik, tetapi bagi peserta didik dan sekolah itu sendiri,” tutup Jelita Cahyaningtiyas.
Comments