Sebelum memahami apa itu pembelajaran secara immersive, immersive sendiri merupakan bentuk teknologi yang mempertemukan dunia fisik dan realitas digital atau simulasi. Dengan begitu, pembelajaran immersive merupakan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan teknologi untuk mempertemukan dunia nyata dengan realitas digital. Salah satu teknologi yang tergolong immersive adalah Virtual Reality. Sedangkan AI merupakan simulasi dari kecerdasan manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan sengaja diprogram agar bisa berpikir seperti layaknya manusia. Contohnya seperti Google Assistant atau Siri pada device keluaran Apple. Ketika kedua teknologi ini dimanfaatkan dengan baik, tentu akan memberikan impact pada proses pembelajaran. Menurut Johnson, salah satu peneliti yang berfokus pada Virtual Reality dan AI mengatakan “This could be due to the technology’s profound educational like affordances providing a strong sense of presence and affording agentic embodiment of operational activity.”
Sebuah jurnal penelitian yang berjudul “Training Hard Skills in Virtual Reality: Developing a Theoretical Framework for AI-Based Immersive Learning” menjelaskan tentang efektivitas pada proses pembelajaran, dengan melihat perilaku peserta didik saat melakukan pembelajaran berbasis Virtual Reality melalui teknologi AI yang bernama AI Tutor. Di mana dijelaskan bahwa salah satu fitur utama dari Virtual Reality, yaitu observability dan modifiability mampu memunculkan fungsi kognitif yang mendorong peserta didik dalam menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa. Sehingga peserta didik tersebut mendapatkan pengetahuan setelah melakukan pembelajaran berbasis Virtual Reality. Pernyataan tersebut pun sejalan dengan impact yang MilleaLab tawarkan, yaitu meningkatkan daya ingat peserta didik.
Istilah mengenai deep learning dalam AI pun menjadi salah satu pertimbangan apakah proses pembelajaran konvensional masih layak untuk diterapkan pada tahun 2023 ini, mengingat adanya teknologi Virtual Reality yang mampu meningkatkan fungsi kognitif pada peserta didik. Pada dasarnya, deep learning sendiri merupakan metode dalam kecerdasan buatan (AI) yang mengajarkan komputer untuk memproses data dengan cara yang terinspirasi otak manusia. Jika perkembangan teknologi sudah sampai sana, sudah seharusnya industri pendidikan di Indonesia turut mengalami perkembangan. Apabila hal tersebut tidak ditindaklanjuti, maka cepat atau lambat generasi penerus bangsa akan dikalahkan oleh kecanggihan teknologi.
Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa “What are impossible? The exciting opportunity of VR technology is that within the bounds of achievable presence, anything can be implemented and tested.” Melalui teknologi VR, peserta didik juga dapat merasakan sensasi yang sulit untuk dilakukan. Seperti halnya pembelajaran mengenai tata surya. Dengan menggunakan kacamata VR, peserta didik dapat melihat dengan jelas seolah-olah berada di luar angkasa. Hal itu tentu saja dapat meningkatkan ketertarikan dan daya serap peserta didik terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan kecanggihan dan impact yang ditawarkan teknologi tersebut, sangat tidak bijak jika masih bergantung pada pembelajaran dengan metode konvensional tanpa memanfaatkan teknologi tersebut dalam kegiatan belajar mengajar.
Comments