top of page

Penelitian VR di The University of Sydney


The University of Sydney adalah universitas riset publik yang berlokasi di Sydney, Australia. Didirikan pada tahun 1850 yang merupakan universitas tertua di Australia. The University of Sydney mulai mengadopsi teknologi VR pada tahun 2017 dengan membuat Immersive Learning Laboratory yang dapat diakses oleh seluruh universitas. Tak hanya dimaksimalkan untuk kegiatan pembelajaran, tetapi digunakan untuk penelitian VR di The University of Sydney. Penelitian yang dilakukan selama lima semester penuh atau sekitar 2,5 tahun ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengembangan laboratorium VR dan tingkat adopsi pengajaran oleh fakultas, serta pengalaman belajar mahasiswa selama lima semester mengajar penuh (2,5 tahun).

Hasil penelitian mengenai implementasi laboratorium VR menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang tinggi untuk kegiatan pengajaran di laboratorium oleh akademisi. Pada semester pertama laboratorium dibuka, terdapat 658 mahasiswa yang menyelesaikan total 1764 kunjungan. Terdapat tujuh pelajaran yang diajarkan, dengan empat di antaranya dari teknik. Kemudian terjadi permintaan yang lebih besar untuk kegiatan pengajaran oleh akademisi karena permintaan unit studi lebih besar. Peningkatan kunjungan oleh mahasiswa sebesar 250% terjadi pada semester 2 tahun 2019, ketika 1674 mahasiswa dengan 1825 kunjungan mahasiswa pada 14 unit studi diajarkan di laboratorium.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan penggunaan VR oleh mahasiswa yang selama masa penelitian ini dapat menjangkau 4833 mahasiswa individual yang diajar melalui 7952 kunjungan mahasiswa. Selain itu, laboratorium mencatat 1860 pengunjung, baik internal maupun eksternal selama periode evaluasi. Laboratorium VR ini banyak digunakan oleh unit studi teknik, sains, seni dan ilmu sosial.

Penelitian Virtual Reality (VR) di The University of Sydney pun menelitii mengenai pengalaman belajar mahasiswa untuk mengetahui dampak yang dirasakan oleh mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 71.5% mahasiswa mengakses VR untuk pertama kali dalam kegiatan belajar mengajar ini yang ternyata dapat memberikan beberapa dampak baik. Dampak baik yang dirasakan oleh peserta didik meliputi:

  1. Sebanyak 71.5% merefleksikan jika tutorial VR dapat meningkatkan hasil belajar mereka

  2. Sebanyak 68.5% mahasiswa ingin menggunakan teknologi VR untuk pelajaran masa depan

Beberapa testimoni mengenai penggunaan VR dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:

“Sungguh keren dan saya merasa beruntung menggunakan bahan ajar berteknologi tinggi ini untuk belajar.”

“Saya merasa VR akan berkembang pesat di masa depan dan akan benar-benar meningkatkan pembelajaran kita. Saya tidak berpikir banyak orang akan menggunakan VR dan ini akan menjadi cara untuk benar-benar membuat mahasiswa terlibat dengan materi pelajaran mereka.”


“Program ini sangat berguna, memberikan cara yang mudah dan intuitif untuk menjelajahi struktur. Rasanya nyata dan dapat diterapkan, dan kemampuan untuk melihat struktur dari semua sudut dan pada tingkat detail yang sangat tinggi jauh lebih baik daripada melihat sesuatu yang serupa di atas kertas.”


“Itu menciptakan semacam pengalaman imersif yang menghalangi gangguan luar dan memaksa Anda untuk lebih memperhatikan konten. Juga kombinasi pembelajaran audio dan video membantu menciptakan kesan yang lebih dalam.”


Berdasarkan testimoni dari beberapa mahasiswa menunjukkan bahwa VR dapat memberikan kebahagiaan dalam belajar, meningkatkan pemahaman, keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran dan memberikan pengalaman mendalam yang belum pernah dirasakan oleh mereka. Hasil penelitian yang didapatkan sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh MilleaLab, sebuah platform pembuatan dan pembelajaran berbasis VR di Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada 1800 peserta didik di 10 provinsi Indonesia menunjukkan bahwa daya pemahaman peserta didik meningkat sebesar 94% dan emosi positifnya meningkat sebesar 80%.


Comments


bottom of page