Virtual Reality (VR) merupakan bagian dari immersive technology, sebuah teknologi yang dapat didefinisikan sebagai sejumlah sistem perangkat keras dan perangkat lunak yang menyempurnakan ilusi sensorik secara menyeluruh untuk hadir di lingkungan lain. Teknologi ini memiliki dua elemen utama, yaitu interaktivitas dan sensasi kehadiran di lingkungan virtual. Sensasi kehadiran di lingkungan virtual dicapai terutama melalui penggunaan head-mounted displays yang menempatkan layar untuk memproyeksikan gambar stereoskopis lingkungan tiga dimensi di depan mata pengguna, sementara interaktivitas dapat dicapai terutama melalui penggunaan headset VR standalone yang dapat didukung dengan perangkat lainnya, seperti sarung tangan haptic, joystick, sistem leap motion, dan lainnya.
Penelitian mengenai penggunaan Virtual Reality (VR) ini sudah banyak diteliti oleh berbagai institusi pendidikan, baik K-12 maupun perguruan tinggi. Data menunjukan bahwa penelitian mengenai penggunaan VR sejak tahun 2000 hingga 2022 sudah mencapai 600 ribu lebih penelitian. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan teknologi VR dalam dunia pendidikan banyak diminati oleh berbagai institusi di dunia dan dapat memberikan impact baik untuk meningkatkan motivasi belajar, memudahkan penyampaian materi, meningkatkan hasil belajar, dan lainnya.
Salah satu penelitian mengenai VR adalah Pengkajian Virtual Reality sebagai Sumber Daya Didaktik di Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai persepsi dan pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik Teknik dan Ilmu Kesehatan tentang perangkat pendidikan berbasis VR dengan menggunakan studi yang difokuskan pada sampel pendidik universitas yang termasuk dalam bidang pengetahuan ini. Studi ini difokuskan pada wilayah geografis Amerika Latin, yang mengalami pertumbuhan investasi yang kuat dalam teknologi digital, dan terutama di VR.
Hasil yang didapatkan adalah peserta memberikan peringkat rata-rata tinggi atau sangat tinggi untuk VR dalam hal aspek teknisnya, terutama yang berkaitan dengan kegunaan didaktisnya. Selanjutnya, penilaian keseluruhan VR sebagai sumber pengajaran menghasilkan bahwa para peserta memiliki konsep diri menengah hingga rendah terkait pengetahuan dan pelatihan yang diterima, meskipun 6 dari 10 peserta menganggap bahwa mereka memiliki lebih banyak keterampilan daripada pengetahuan. Namun, efektivitas didaktik VR dinilai baik dalam kemajuan kelas maupun dalam motivasi, penerimaan, dan hasil akademik peserta didik. Hal ini dikarenakan materi ajar yang disampaikan oleh pendidik terasa lebih matang dan kontekstual oleh peserta didik.
Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa penggunaan Virtual Reality (VR) sebagai sumber daya didaktik, ilmu yang memberi uraian tentang kegiatan proses mengajar yang menimbulkan proses belajar ini berlangsung efektif dan memberikan banyak impact yang tidak hanya dirasakan oleh pendidik sebagai media ajar maupun kepada peserta didik yang menjadikan VR sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran.
Comments