Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang saat ini terjadi menggeser pekerjaan yang saat ini banyak dikerjakan oleh manusia. Kondisi ini menjadi sebuah tantangan tersendiri khususnya bagi satuan pendidikan yang perannya menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten. Dilansir dari situs kompas.id, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim saat memberikan sambutan dalam kegiatan Kompas Talks "Siapkan SDM, Hadapi Profesi Baru Pada Masa Depan", Selasa (8/12/2020), di Jakarta yang menekankan pentingnya topik perkembangan teknologi digital, serta pengaruhnya terhadap keterampilan manusia harus selalu didiskusikan. Bila perlu, topik tersebut harus di utamakan. Melihat hal tersebut, sudah seharusnya industri pendidikan di Indonesia menentukan untuk mengadopsi teknologi digital yang dapat menyeimbangi perkembangan teknologi yang begitu pesat ini.
Tahun 2022 ini dunia pendidikan sedang mempersiapkan Generasi Z (Gen Z) untuk melanjutkan keberlangsungan Bangsa Indonesia. Generasi Z sendiri merupakan generasi cakap teknologi dengan karakter yang bertolak belakang dengan generasi sebelum-sebelumnya. Bahkan Gen Z ini dipastikan memiliki karakter yang lebih kreatif, aktif, dan kolaboratif. Kreatif karena telah menyatu secara alami dengan teknologi, aktif karena selalu menginginkan kegiatan belajar aktif yang melibatkan diri, pikiran dan tubuhnya. Sedangkan kolaboratif ditunjukan dengan kecenderungan mereka untuk belajar memecahkan masalah dengan cara berkolaborasi. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik di Indonesia. Pasalnya di Indonesia sendiri, masih terdapat pendidik yang belum sadar dan paham akan keberadaan teknologi pendidikan.
Dengan begitu, tantangan dan peluang eksternal pun perlu disikapi secara bijak untuk mencapaicontinuous improvement terkait pengaplikasian Standar Nasional Pendidikan. Bahkan sekolah sendiri perlu menciptakan School Culture 4.0, dengan menerapkan Smart Management Infrastructure Technology demi menyeimbangi perkembangan teknologi antara peserta didik, pendidik, dan pendidikan itu sendiri. Salah satu langkah solutif yang dapat dipilih adalah dengan mengadopsi teknologi digital berbasis Virtual Reality, untuk menciptakan bahagia belajar pada peserta didik dan pendidik di seluruh Indonesia. Pasalnya, beberapa negara maju di dunia telah memanfaatkan peranan teknologi ini. Namun nyatanya di Indonesia sendiri, teknologi ini masih tergolong awam bagi para pendidik di Indonesia.
Pada tahun 2019 kemarin, MilleaLab hadir sebagai aplikasi teknologi Virtual Reality yang terintegrasi dengan pendidikan di Indonesia. Selain sebagai platform Virtual Reality yang berbasis cloud computing, MilleaLab juga sangat mudah dioperasikan karena tanpa harus melalui proses coding di awal, hanya drag and drop saja. Kemudahan dalam mengoperasikan tersebut melatarbelakangi kondisi para pendidik di Indonesia saat ini yang masih cenderung kurang sadar dan paham terkait teknologi digital berbasis Virtual Reality ini, tanpa mengurangi impact yang ditawarkan. Seperti meningkatkan emosi positif peserta didik, daya ingat peserta didik, dan tentunya meningkatkan ketertarikan peserta didik. Kini di tahun 2022, MilleaLab membuktikan kontribusinya yang berpengaruh terhadap dunia pendidikan di Indonesia.
Comments