Beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia, Bapak Jokowi menyatakan pernyataan terkait pelonggaran penggunaan masker pada masyarakat. Hal tersebut menandakan proses pemulihan bagi Bangsa Indonesia setelah diterpa pandemi yang menyebabkan menurunnya seluruh sektor perekonomian, bahkan sektor pendidikan Indonesia. Bagaimana tidak, para peserta didik dan para pendidik dihadapkan dengan situasi baru yang mengharuskan mereka untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh. Minimnya pantauan dan sistem pembelajaran yang membosankan menyebabkan peserta didik memiliki ribuan alasan untuk tidak mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan alhasil adalah menurunnya semangat belajar peserta didik selama proses pembelajaran secara online maupun hybrid. Hal ini dikarenakan kurangnya sentuhan pendidik kepada peserta didik selama kegiatan belajar mengajar. Selain itu, peningkatan penggunaan internet yang tinggi selama pandemi menyebabkan peserta didik dapat dengan mudah mengakses informasi melalui internet dan sumber belajar pun menjadi lebih beragam dengan penggunaan internet dalam kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan internet yang tinggi di Indonesia terbukti dari laporan databoks yang menyatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia. Terdapat 204,7 juta pengguna internet di Indonesia per Januari 2022. Jumlah itu naik tipis 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada Januari 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 202,6 juta. Tren jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, saat ini jumlah pengguna internet nasional sudah melonjak sebesar 54,25%. Sementara itu tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% dari total penduduk pada awal 2022.
Peningkatan yang signifikan tersebut, tentunya tidak menjadi jaminan peserta didik terkait bahagia belajar, justru kebalikannya. Di mana yang seharusnya peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, justru terpengaruh dengan hal-hal yang bersifat lebih menarik bagi mereka. Seperti halnya dengan menonton YouTube maupun berinteraksi di sosial media hingga lupa waktu. Fenomena itu sangat masuk akal karena pada dasarnya peserta didik akan memilih hal yang terlihat menarik dan menjamin kebahagiaanya. Hal ini juga berbanding lurus dengan kondisi para pendidik yang sebagian besar masih minim akan pemahaman dan pengoperasian teknologi pendidikan. Kondisi tersebut jika tidak ditangani, cepat atau lambat akan memunculkan permasalahan yang lebih besar lagi. Pada dasarnya, permasalahan tersebut menjadi concern utama Millealab untuk menciptakan bahagia belajar pada peserta didik Indonesia dengan teknologi Virtual Reality, serta meningkatkan kemampuan pendidik mengenai penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sehingga menciptakan harmoni yang baik antara pendidik dan peserta didik itu sendiri.
Millealab yang merupakan All-in-one VR platform sejak tahun 2019 konsisten dalam menyebarkan praktik baik penggunaan teknologi Virtual Reality untuk pendidikan. Hal ini terbukti dengan Millealab yang sudah diakses oleh 20000+ user, 2000+ sekolah di Indonesia. Pada tahun 2022 ini, Millealab menginisiasi campaign yang berfokus mengajak para pendidik untuk mengupgrade kemampuannya dalam bidang teknologi pendidikan, khususnya Virtual Reality. Campaign #UpgradeBahagiamu bertujuan untuk meningkatkan kebahagiaan peserta didik, mengurangi GAP antara pendidik dengan peserta didik dalam penggunaan teknologi dan meningkatkan kualitas pendidikan dengan penggunaan Virtual Reality dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat diakses di mana pun dan kapan pun.
Campaign #UpgradeBahagiamu ini dimulai dari bulan April 2022, dan akan terus berlanjut untuk mengajak bapak ibu pendidik meningkatkan kebahagiaanya bersama Milleaalab. Sejak April, Instagram resmi Millealab telah membagikan pengalaman para pendidik dan peserta didik menggunakan VR dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti yang diawali oleh Bapak Rudy Hilkya selaku pendidik di SMAN 2 Palangkaraya, beliau menyampaikan “Merdeka belajar belum tentu bahagia belajar, bahagia belajar sudah pasti merdeka belajar”. Berdasarkan pesan dari Pak Rudy tersebut, dapat dipahami bahwa merdeka belajar peserta didik itu penting, tetapi perlu diseimbangkan dengan kebahagiaan belajar peserta didik. Sedangkan testimoni penggunaan VR dari sudut pandang salah satu peserta didik di SMAN 1 Bandar, Chintya mengatakan “Saya dan teman-teman bisa merasakan belajar secara virtual, belajar lebih mudah dan menyenangkan seperti sedang bermain game”. Faktanya, tidak sedikit yang sependapat dengan Chintya, pasalnya hingga kini VR masih dikenal sebagai salah satu device video game. Namun kini Millealab hadir dengan visi menciptakan dan meningkatkan bahagia belajar pada pendidikan Indonesia berbasis teknologi Virtual Reality.
Pada rangkaian campaign #UpgradeBahagiamu di bulan Juli, Millealab akan melakukan webinar yang dihadiri oleh narasumber hebat dalam rangka menginformasikan urgensi VR pada ranah pendidikan beserta manfaat dari penggunaan VR itu sendiri. Kegiatan tersebut diperuntukkan bagi para masyarakat luas, tepatnya para pendidik maupun orang tua untuk hadir dalam kegiatan ini. Karena para orang tua dan pendidik setidaknya harus mengetahui lebih jauh lagi tentang pemanfaatan teknologi VR dalam kegiatan belajar mengajar dan impact apa yang diberikan oleh Millealab untuk menciptakan bahagia belajar bagi peserta didik.
Comments